Minggu, 19 Desember 2010

Gejala-gejala bahasa yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

Di zaman era globalisasi sekarang ini, banyak gejala-gejala bahasa yang timbul di dalam kehidupan kita sehari-hari. Begitu banyaknya bahasa-bahasa baru yang belum tentu kita tahu artinya saat mengucapkannya. Banyak contoh kata yang pada umumnya sering di ucapkan anak-anak muda di zaman sekarang ini, misalnya seperti alay, jayus, jomblo , garing, dan lain sebagainya.

Di artikel kali ini kita akan membahas tentang beberapa asal usul dari kata-kata tersebut, kenapa kata-kata tersebut bisa masuk kedalam bahasa keseharian kita.

*asal usul kata “alay” :
Alay adalah singkatan dari anak layangan. Dominannya, istilah ini untuk menggambarkan anak yg merasa dirinya keren padahal malah sebaliknya atau bisa dibilang sok keren, secara fashion, karya (musik) maupun kelakuan secara umum. Konon asal usulnya, alay diartikan “anak kampung”, karena anak kampung yang rata-rata berambut merah dan berkulit sawo gelap karena kebanyakan main layangan.

*asal usul kata “jayus” :
kata ini artinya lawakan yang nggak lucu, garing atau tingkah laku yang mau ngelucu tapi nggak lucu .
orang yang mengucapkan ini adalah kelompok anak SMU yang bergaul di kita! ran Kemang, konon ada
seseorang bernama Herman Setiabudhi, dia dipanggil temen-temennya Jayus, soalnya Bapaknya bernama Jayus Kelana seorang pelukis di kawasan Blok M. Si Herman alias Jayus ini kalau ngelawak nggak pernah lucu, temannya yang bernama Sonny Hassan alias Oni Acan sering ngomentarin tiap lawakan yang nggak lucu dengan celetukan Jayus, ucapan Oni Acan inilah yang kemudian diikuti tongkrongannya di daerah Sajam, Kemang lalu kemudian merambat populer di lingkungan PL, dan anak-anak SMU sekitar Melawai. Puncaknya pas ada acara PL Fair2000 kata-kata Jayus ini banyak di ucapkan.

*asal usul kata “jomblo” :
menurut Kamus Bahasa Indonesia sehari hari awal mula kata Jomblo adalah “Jomlo” –tanpa menggunakan huruf b- yang artinya perempuan tua. Entah kenapa akhirnya mengalami metamorfsis dan berubah menjadi jomblo serta mengalami perpanjangan arti yaitu laki laki dan perempuan yang belum punya pasangan hidup walaupun sudah cukup umur. Kata orang sunda mah, “sorangan bae” .
Metamorfosis itu ternyata tidak hanya perubahan istilah dari jomlo menjadi jomblo. Sekarang Jomblo tidak dianggap aneh dan sememalukan lagi seperti dulu. Ada juga sih yang memandang jomblo itu secara negatif dengan curiga dan sinis. Tapi karena dampak modernisasi, kesibukan semakin padat sehingga orang jadi tak mau repot memikirkan pasangan hidup.
Bisa jadi karena perbedaan jumlah antara cewek dan cowok sudah sedemikian lebar, selebar jurang pemisah antara si kaya dan si miskin di negeri ini. Mungkin satu berbanding tiga atau bahkan empat. Jadi makin banyak orang yang nge-jomblo, orang lain pun jadi biasa pula memandang jomblo.

*asal usul kata “narsis” :

Narsisme atau Narsis artinya adalah perilaku memperhatikan diri sendiri secara berlebihan. Konon dalam dongeng masyarakat Yunanni kuno, hiduplah seorang pemuda yang bernama Narsis. Narsis adalah putra dari Dewa dan Bidadari. Orangnya tampan, namun kaku, cuek, dan angkuh.

1 komentar: