Rabu, 24 November 2010

RESENSI NOVEL "POSITIF"

Judul buku : Positif
Tebal buku : 235 lembar
Harga : Rp. 27.500-,
Pengarang : Maria Silvi
Penerbit : Jogja Bangkit Publisher
Peresensi : Frisky Friendly SM

*Synopsis novel “Positif” :

Kesibukkan di Rumah Sakit sangatlah tak ada habisnya, para Dokter dan suster selalu siap siaga untuk membantu para pasien. Setiap dokter pastilah harus memegang teguh “sumpah dokter” atau biasa disebut “sumpah hipocrates”.

Novel ini berceritakan tentang HIV AIDS dan ODHA . Beserta pandangan para dokter ahli tentang bagaimana cara merawat para ODHA, agar mereka bisa merasa lebih dihargai.

Tepat berada di sebuah Rumah Sakit yang dimana terdapat seorang dokter muda bernama Glad. Dia cantik, pintar, dan mempunyai keluarga yg bahagia. Glad begitu sempurna selain punya segalanya Glad juga mempunyai tunangan bernama Dean. Dean sangat menyayangi Glad, tapi dibalik itu semua satu yang menjadi kekurangan Glad. Bagaimana cara Glad memandang ODHA yang menginap HIV positif. Menurut Glad seseorang yg menginap HIV positif sangatlah menjadi sampah masyarakat, mereka menjijikan, dan Glad tak mau hanya karena mengobati mereka Glad bisa tertular penyakit itu.
Dalam hal ini Glad sangatlah bodoh, tak ingatkah dia saat mengucapkan “sumpah hipocrates” ? Dimana seorang dokter harus memberi yang terbaik untuk para pasien nya .

Tapi suatu hari Glad mendapatkan hal yang berbeda tentang persepsi seorang ODHA, semua itu ia dapatkan dari seorang ODHA yang aktif dalam organisasi para ODHA yang bernama Rendi.
Sampai akhirnya Glad pun mendapat musibah, karena dia tahu ternyata Dean kekasihnya yg sangat sempurna itu menyayangi Glad karna ia seorang dokter yang cantik, dan pintar. Semua Dean lakukan untuk mengangkat derajat keluarganya yang kaya raya itu. Tapi karena Glad lebih cinta dengan profesi nya yang mulia dan menolak permintaan orang tua Dean yang dimana menginginkan Glad untuk menjadi dokter kecantikan.

Akhirnya Glad lambat laun menyimpan rasa cinta ke Rendi yang seorang ODHA itu, dia menerimanya dan lalu menikah dengan Rendi, dengan berbagai perjuangan yang mereka lewati bersama. Dua tahun berlalu dan akhirnya Glad dan Rendi memiliki seorang anak, dengan HIV negative.

*kelebihan dan kekurangan :
dalam novel ini alur cerita nya sangat baik, mengharukan dan sangat bermanfaat untuk pembelajaran. Tapi ada beberapa kata-kata kedokteran yang tak ada penjelasan lebih detailnya, sehingga orang-orang awam yang tak tahu dengan dunia kedokteran agak sedikit bingung.

*saran :
saran untuk novel ini lebih di lampiran keterangan yang agak lbh detail tentang penjelasan-penjelasan kata-kata kedokteran yang terlampir dalam novel ini.

Selasa, 02 November 2010

PERUBAHAN KATA BAKU DALAM PENULISAN DAN PERCAKAPAN

Didalam bahasa Indonesia terdapat kata-kata yang memang sudah ada aturan nya masing-masing, yang biasa di sebut kata baku. Akan tetapi ada juga beberapa atau banyak kata-kata yang keluar dari aturan nya tersebut, dan biasa di sebut dengan kata tidak baku / non baku. Banyak faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan-pebedaan tersebut, salah satunya adalah faktor dari lingkungan. Faktor ini sangat mempengaruhi karena bila kehidupan sehari-hari berada di dalam lingkungan tersebut maka secara tidak langsung dialek masyarakat sekitarnya akan mempunyai perbedaan dengan masyarakat yang ada di daerah lain.

Dalam kehidupan, kita dapat menggunakan bahasa baku dan tidak baku akan tetapi perlu kita perhatikan tempat dan kesempatan atau kita melihat kondisi di sekitar kita. Permisalan apabila kita sedang berada di suatu acara yang resmi, atau dalam suatu yang ilmiah kita dapat menggunakan ragam bahasa baku. Dan bahasa yang santai atau tidak baku dapat kita pakai dalam menulis tulisan pribadi atau dalam pergaulan sehari-hari.
Untuk mengetahui perbedaan-perbedaan antara bahasa baku dan tidak baku kita harus mengetahui cirri-ciri dari masing-masing bahasa tersebut.

CIRI-CIRI BAHASA BAKU :
Yang dimaksud dengan bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok, yang diajukan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Ragam bahasa ini lazim digunakan dalam:

1. Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat menyurat dinas, pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang-undangan, penamaan dan peristilahan resmi, dan sebagainya.

2. Wacan teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dan sebagainya.

3. Pembicaraan didepan umum, seperti dalam ceramah, kuliah, pidato dan sebagainya.

4. Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya.

PENGGUNAAN KATA-KATA BAKU :
Masuknya kata-kata yang digunakan adalah kata-kata umum yang sudah lazim digunakan atau yang perekuensi penggunaanya cukup tinggi. Kata-kata yang belum lazim atau masih bersifat kedaerahan sebaiknya tidak digunakan, kecuali dengan pertimbangan- pertimbangan khusus. Misalnya:

Bahasa Baku - Bahasa Tidak Baku :
- cantik sekali - cantik banget
- masih kacau - masih sembraut
- uang - duit
- tidak mudah - enggak gampang
- diikat dengan kawat - diikat sama kawat
- bagaimana kabarnya - gimana kabarnya

PENGGUNAAN EJAAN RESMI DALAM RAGAM TULISAN :
Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disebut ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (singkat EyD) EyD mengatur mulai dari penggunaan huruf, penulisan kata, penulisan partikel, penulisan angka penulisan unsur serapan, sampai pada penggunaan tanda baca. Misalnya:

Bahasa Baku - Bahasa Tidak Baku :
- bersama-sama - bersama2
- melipatgandakan - melipat gandakan
- pergi ke pasar - pergi kepasar
- ekspres - ekspres, espres
- sistem – sistim

PENGGUNAAN LAFAL BAKU DALAM RAGAM LISAN :

Hingga saat ini lafal yang benar atau baku dalam bahasa Indonesia belum pernah ditetapkan. Tetapi ada pendapat umum bahwa lafal baku dalam bahasa Indonesia adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau lafl daerah. Misalnya:

Bahasa Baku - Bahasa Tidak Baku :
- atap - atep
- menggunakan - menggaken
- pendidikan - pendidi’an
- kalaw - kalo,kalo’
- habis - abis
- dengan - dengen
- subuh - subueh
- senin - senen
- mantap - mantep
- pergi - pigi
- hilang - ilang
- dalam – dalem

Jadi kesimpulannya adalah Bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok ajuan, yang dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Ragam bahasa baku bahasa Indonesia memang sulit untuk dijalankan, atau yang digunakan karena untuk memahaminay dibutuhkan daya nalar yang tinggi.